Indonesia telah menandatangani kesepakatan untuk membeli batch pertama jet tempur multiguna Dassault Rafale buatan Prancis dan dua kapal selam kelas Scorpene.
Kontrak untuk enam pesawat pertama, yang ditandatangani pada hari Kamis, merupakan bagian dari rencana negara Asia Tenggara untuk mengakuisisi total 42 pesawat dari Paris, kata Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto kepada media lokal. Koran Kompas memberitakan bahwa Jakarta pada awalnya berencana membeli 36 jet.
“Kemitraan strategis kami akan mendapat manfaat dari pendalaman hubungan pertahanan kami,” cuit Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly. “Prancis bangga berkontribusi pada modernisasi angkatan bersenjata mitra kami yang memainkan peran kunci dalam ASEAN [Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara] dan Indo-Pasifik,” tulisnya.
“Indonesia memilih keunggulan industri Prancis! Pengetahuan lebih dari 400 perusahaan Prancis dan ribuan pekerja yang merancang Rafale telah diakui,” cuit Presiden Emmanuel Macron.
Indonesia awalnya berusaha untuk membeli jet Su-35 Rusia tetapi mengumumkan pada bulan Desember bahwa mereka membatalkan kesepakatan demi pesawat Rafale. Media Indonesia mengutip kepala angkatan udara negara itu yang mengatakan pada saat itu bahwa Jakarta berisiko berakhir di bawah sanksi AS untuk kesepakatan senjata dengan Moskow.
Prancis juga dilecehkan musim gugur yang lalu, ketika Australia, tanpa pemberitahuan sebelumnya, memutuskan untuk membatalkan perjanjian untuk membeli kapal selam Prancis demi AUKUS, pengaturan keamanan yang luas dengan AS dan Inggris. Langkah itu sangat membuat marah para pejabat di Paris, dengan Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian menyebutnya “tikaman dari belakang.”
Prabowo mengatakan pada hari Kamis bahwa, selain kesepakatan Rafale, Indonesia telah menandatangani perjanjian kerja sama yang “pasti akan mengarah pada pembelian dua kapal selam kelas Scorpene.” Pengaturan itu dikonfirmasi oleh Parly.